Jadilah orang pertama yang menerima update artikel terbaru dari kami!!!

10 Sifat Anjing Yang Harus Ditiru Manusia

Daftar Isi
10 Sifat Anjing Yang Harus Ditiru Manusia

Saat mendengar kata “anjing”, sebagian besar umat Islam langsung teringat statusnya yang sangat sakral dalam hukum-hukum fikih. Namun, di balik semua itu, pernahkah kita melihat sisi lain dari makhluk ini?

Meski secara syariat terdapat berbagai batasan dalam berinteraksi dengannya, makhluk ini justru memiliki banyak sifat yang mencerminkan nilai-nilai Islam, seperti kesetiaan, qanaah, tawakal, dan lain-lain.

Pada postingan ini penulis akan menjelaskan 10 sifat anjing yang harus ditiru manusia, khususnya bagi kita umat Islam. Mari ikuti penjelasan berikut.

Syeikh Nawawi al-Bantani menjelaskan di dalam kitabnya Kasyfatus Saja bahwa terdapat 10 sifat terpuji pada anjing yang sepatutnya ditiru oleh seorang mukmin, yaitu:

Senantiasa Lapar (Sifat Salafus Shalih)

Anjing hampir tidak pernah benar-benar kenyang, seperti para salafus shalih yang haus ilmu, amal, dan ibadah. Mereka tidak pernah merasa cukup dalam berbuat kebajikan dan tidak terbuai dengan kemewahan dunia

Tidak Banyak Tidur di Malam Hari (Sifat Ahli Tahajud)

Anjing sering berjaga di malam hari, atau hanya duduk diam mengawasi sekeliling, seperti para ahli tahajud yang senantiasa menghidupkan malamnya dengan salat, doa, dan zikir.

Setia Meski Disakiti (Sifat Para Shiddiqin)

Anjing bisa terusik, dimarahi, bahkan diusir, tetapi ia tetap setia dan tidak pergi jauh dari tuannya. Kesetiaan seperti ini mencerminkan sifat para shiddiqin, orang yang sangat jujur dan tulus dalam keimanan dan kesetiaan kepada Allah.

Tidak Meninggalkan Warisan (Sifat Orang Zuhud)

Saat anjing mati, ia tidak meninggalkan apa-apa. Tidak ada harta, rumah, atau warisan, seperti orang zuhud yang hidupnya ringan, tidak bergantung pada dunia, tidak sibuk menumpuk kekayaan, dan fokus pada kehidupan yang abadi di akhirat.

Menerima dengan Sedikit Bagiannya (Sifat Orang yang Ridha)

Anjing tidak keberatan tidur di lantai, makan di tempat rendah, atau di tempat sepi, seperti orang yang ridha yang menerima ketetapan dan takdir Allah SWT tanpa mengeluh.

Memandang Semua Orang Sama (Sifat Orang Miskin)

Anjing tidak memilih-milih manusia. Ia memandang semua orang sama dengan harapan, siapa tahu ada yang melemparkan makanan. Ini seperti sifat orang miskin yang berharap pada kebaikan siapa pun, tetap sabar dan tidak menuntut.

Tidak Marah Saat Disakiti (Sifat Pecinta)

Terkadang, anjing tetap diam saat diganggu, dilempar kerikil atau debu. Ia tidak membalas, seperti sifat orang yang penuh cinta yang mempu menahan diri, tidak mudah marah meskipun disakiti.

Pergi Bila Daerahnya Direbut (Sifat Hamidin)

Jika wilayah yang biasa ditempati anjing direbut anjing lain, ia tidak menyerang atau ribut, melainkan mencari tempat baru. Ini menunjukkan kelapangan dada, kerendahan hati, tidak bertengkar, dan lebih mengalah, seperti sifat orang hamidin yang selalu mencari kedamaian.

Menerima Apa yang Diberi Meski Hanya Sedikit (Sifat Qanaah)

Anjing tidak protes meskipun hanya diberi sesuap makanan. Ia menerimanya dengan senang hati, seperti sifat orang qanaah yang tetap merasa cukup dengan apa yang ada.

Bepergian Tanpa Bekal (Sifat Tawakal)

Anjing sering pergi tanpa membawa bekal dan tetap yakin akan menemukan sesuatu di perjalanan. Ini mencerminkan sikap tawakal yang percaya sepenuhnya kepada Allah bahwa rezeki sudah ditetapkan.

Pelajaran

Terkadang, pelajaran terbesar datang dari makhluk yang tidak bisa bicara, tidak memiliki akal seperti manusia, tapi banyak tindakannya mencerminkan kemuliaan akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam.

Jangan malu belajar dari siapa pun, termasuk dari hewan. Karena sejatinya, manusia yang baik adalah mereka yang selalu ingin memperbaiki diri dari mana pun sumber ilmunya.

Wallhu A’lam bi al-Shawab…

Semoga bermanfaat…

 

Sumber: Kitab Kasyifah al-Saja

Posting Komentar