Keistimewaan Kitab Mukhtashar al-Muzani
![]() |
Keistimewaan Kitab Mukhtashar al-Muzani |
Mukhtashar al-Muzani
merupakan literatur Islam yang membahas disiplin Ilmu Fiqh bermazhab Syafi’i. Mukhtashar
al-Muzani adalah karya dari Imam al-Muzani, yang merupakan murid senior Imam
Syafi’i.
Beliau bernama lengkap
Abu Ibrahim Ismail bin Yahya bin Ismail bin Amr al-Muzani al-Mishri. Beliau dilahirkan
di Mesir pada Tahun 175 H dan diwafatkan pada Tahun 264 H.
Mukhtashar al-Muzani
memiliki beberapa keistimewaan yang luar biasa yang tidak terdapat pada kitab
yang lain dalam mazhab Syafi’i. Untuk mengetahuinya, di sini, penulis akan
menjelaskan sedikit keistimewaan yang dimiliki oleh kitab Mukhtashar al-Muzani.
Keseriusan Mushannif
Mukhtashar al-Muzani adalah salah satu karya yang
mencakupi semua disiplin ilmu fiqh, yang disampaikan langsung oleh Imam
al-Syafi’i, baik yang tertera dalam kitab al-Umm, ataupun tidak.
Keseriusan Imam al-Muzani dalam menulis dan menuntaskan
kitab ini membutuh proses yang cukup lama, hingga memakan waktu selama kurang
lebih 20 tahun dengan 8 kali proses editing.
Imam al-Muzani, sebelum menulis, beliau berpuasa selama 3
hari, dan melaksanakan shalat sunat beberapa rakaat. Diriwayatkan bahwa ketika beliau
telah menyelesaikan satu masalah, beliau melaksanakan shalat 2 rakaat.
Mukhtashar Pertama dan Perintis Kitab Mazhab
Mukhtashar
al-Muzani, secara kasar bisa dikatakan ringkasan dari al-Umm. Namun, Imam
al-Muzani saat menulis kitab ini, bukan dengan membaca kitab tersebut, lalu
membuat ringkasan darinya.
Tetapi, beliau
menulisnya atas dasar ilmu yang diserap dari Imam Syafi’i, baik secara lisan,
maupun tertulis, yang bentuknya lebih ringkas dari kitab al-Umm.
Namun, juga
terdapat para ulama yang mengatakan bahwa Mukhtashar al-Muzani adalah ringkasan
dari kitab al-Umm Imam Syafi’i
Mukhtashar
al-Muzani adalah kitab Mukhtashar pertama dalam mazhab Syafi’i, yang mana belum
ada para ulama lain dalam mazhab Syafi’i saat itu, menulis sebuah karya dalam
disiplin ilmu fiqh secara ringkas.
Mukhtashar
al-Muzani juga merupakan perintis dari kitab mazhab Syafi’i. Darinya terbit ringkasan, dan dari ringkasan tersebut muncul beberapa ringkasan lainnya, hingga seterusnya.
Lihat gambar berikut.
Untuk selengkapnya,
berikut kami sajikan format jpeg via google drive agar tidak pecah. Silahkan
teman-teman download dengan mengklik button di bawah ini.
Rujukan Sistematika Penulisan Kitab Mazhab
Mukhtashar
al-Muzani ditulis dalam bentuk penulisan yang begitu dinamis dan sistematis. Sehingga,
kitab dalam mazhab Syafi’i yang merupakan turunan darinya, mengikuti
sistematika penulisan kitab Mukhtashar al-Muzani.
Pembahasan Mukhtashar
al-Muzani, diawali dengan persoalan Ibadah (Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa, dan
Haji). Kemudian dilanjutkan dengan persoalan muamalah, pernikahan dan hal yang
berkaitan dengannya, dan diakhiri dengan persoalan Ummu Walad.
Sanjungan Para Ulama
Dengan keseriusan
Imam al-Muzani, dan keikhlasan beliau dalam menulis kitab tersebut. Banyak para
ulama yang mengutarakan pujian terhadap kitab tersebut.
Imam al-Baihaqi
mengatakan bahwa Mukhtashar al-Muzani adalah kitab yang paling besar
manfaatnya, paling luas berkahnya dan paling banyak kehasilan yang dihasilkannya.
Abu Zaid al-Marwazi
mengatakan bahwa siapapun yang menguasai Mukhtashar al Muzani, ia akan
menguasai Fiqh dan juga Ushul Fiqh. Hal ini karena semua persoalan fiqh yang
disajikan, selalu disertai dengan Ushul Fiqh Imam Syafi’i yang berhubungan
dengan persoalan tersebut.
Abu al-Abbas
bin Suraij menulis dalam bentuk nazham, mengungkapkan perasaan beliau yang merasa
sayang meminjamkan kitab tersebut karena sangat berharganya.
Abu Zur’ah
Muhammad bin Utsman al-Dimisyqi yang membawa madzhab Syafi’i ke Damaskus,
bersedia memberikan hadiah 100 dinar bagi siapa saja yang mampu menghafal kitab
Mukhtashar al-Muzani.
Memiliki Beberapa Nama
Para ulama
berbeda pendapat tentang nama asli dari kitab Mukhtashar al-Muzani. Perbedaan tersebut
terdiri dari 4 pendapat, yaitu:
1. Al-Jami’ al-Mukhtashar, menurut Imam al-Ruyani dalam kitab Bahr
al-Madzhab
2. Al-Mukhtashar al-Shaghir, menurut Ibn Shalah dalam kitab Syarh
Musykil al-Washith.
3. Al-Mukhtashar, menurut Siraj al-Din al-Bulqini dalam kitab
al-Tadrib.
4. Mukhtashar al-Mukhtashar, menurut Abu Ishaq al-Syairazi dalam kitab
Thabaqat al-Fuqaha`.
Wallahu A’lam
bi al-Shawab…
Semoga
bermanfaat…
Sumber:
Mukhtashar
al-Muzani
Al-Hawi al-Kabir
Fawa`id Makiyah
Posting Komentar