Cara Mempertahankan dan Meningkatkan Keimanan
![]() |
Cara Mempertahankan dan Meningkatkan Keimanan |
Manusia
yang ideal disisi Allah dan Rasulnya adalah manusia yang beriman dan mampu
mempertahankan, serta meningkatkannya hingga akhir kehidupannya di dunia.
Salah
satu cara untuk mempertahankan keimanan dalam diri kita adalah dengan melaksanakan
ketaatan dengan memperbanyak ibadah. Tidak ada cara yang lebih efektif untuk mempertahankan
iman, selain dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dengan
iman yang kokoh, kita akan menjadi hamba yang bertakwa, sehingga dapat menjadi
hamba yang mulia di sisi Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Sesungguhnya
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”
Imam
Fakhr al-Din al-Razi dalam kitab tafsirnya, Mafatih al-Ghaib, menjelaskan bahwa
untuk mencapai derajat yang paling mulia di sisi Allah, kita perlu terlebih
dahulu bertakwa kepadanya.
Untuk
meraih predikat takwa, kita harus melaksanakan semua kewajiban yang
diperintahkan dan menjauhi semua larangannya. Dengan demikian, kita akan
mendapatkan kemuliaan di sisi Allah melalui ketakwaan yang kita lakukan.
Melaksanakan
kewajiban menunjukkan bahwa kita adalah umat Islam yang taat dan patuh terhadap
perintah Allah SWT. Sebaliknya, melakukan maksiat merupakan bentuk
ketidakpatuhan dan pembangkangan terhadap larangan yang telah ditetapkannya.
Takwa
tidak hanya diterapkan di tempat ibadah saja, tetapi bertakwa kepada Allah
dalam setiap keadaan. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
اِتَّقِ اللهَ
حَيْثُ مَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ
النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah
kepada Allah di mana pun engkau berada, dan iringi perbuatan buruk dengan hal-hal
yang baik, niscaya sesuatu baik itu akan menghapus dampak dari perbuatan yang
buruk, dan berprilakulah terhadap sesama manusia dengan etika yang baik.” (HR
Muadz bin Jabal).
Takwa
adalah salah satu jalan untuk menjadi ahli surga. Bahkan, dalam sebuah riwayat
disebutkan bahwa mayoritas penghuni surga adalah orang-orang yang bertakwa
kepada Allah SWT.
Rasulullah
bersabda:
سُئِلَ رَسُوْلُ
اللهِ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ اَلْجَنَّةَ؟ قَالَ: تَقْوَى اللهِ
وَحُسْنُ الْخُلُقِ
“Rasulullah
pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak menyebabkan manusia masuk
surga. Rasulullah menjawab: Takwa kepada Allah dan prilaku yang baik.” (HR Abu
Hurairah).
Selain
memiliki semangat untuk menjalankan ketaatan, umat Islam juga diharapkan untuk
meninggalkan segala larangan, dengan tidak melakukan maksiat serta semua
tindakan yang berpotensi menimbulkan dosa dan bisa mendatangkan kemurkaan Allah
SWT. Sebab, kita tidak mengetahui pada maksiat yang mana Allah akan murka
ataupun dalam ibadah yang mana Allah akan meridhai.
Sayyid
Ali Zainal Abidin dalam kitab al-Fushul al-Ilmiah wa Ushul al-Hikamiyah, yaitu:
اِنَّ اللهَ
أَخْفَى رِضَاهُ فِيْ طَاعَتِهِ، وأَخْفَى سُخْطَهُ فِيْ مَعْصِيَتِهِ، وأَخْفَى
أَوْلِيَاءَهُ فِيْ عِبَادِهِ
“Sungguh
Allah merahasiakan ridhanya dalam ketaatan (yang dilakukan hambanya),
merahasiakan kemurkaannya dalam maksiat-maksiat (kepadanya), dan merahasiakan para
kekasihnya di antara hamba-hambanya.”
Allah
SWT merahasiakan ridhanya dalam ketaatan yang dilakukan oleh umat Islam, supaya
mereka tidak meremehkan ketaatan, apapun bentuknya. Meskipun ketaatan tersebut
tampak biasa di mata manusia, bisa jadi itu sangat berharga di sisi Allah.
Demikian
pula dengan kemaksiatan, Allah merahasiakan kemurkaannya supaya manusia tidak
mudah berbuat maksiat. Dengan cara ini, mereka akan merasa takut untuk
melakukan maksiat karena tidak mengetahui maksiat yang mana yang akan
mendatangkan siksa.
Wallahu
A’lam bi al-Shawab...
Semoga bermanfaat...
Posting Komentar