Perbedaan Hadis, Sunah, Khabar dan Atsar
Perbedaan Hadis, Sunah, Khabar dan Atsar
Dalam disiplin ilmu, baik ilmu hadis maupun lainnya, tak
sedikit kita jumpai istilah hadis, sunah, khabar dan atsar. Istilah ini
memiliki titik kesamaan, namun juga terdapat sisi perbedaannya.
Kali ini penulis akan menjelaskan tentang bagaimana
perbedaan dari masing-masing istilah tersebut. Untuk mengetahuinya, mari simak
penjelasan berikut.
Salah satu metode untuk membedakan beberapa istilah yang
memiliki persamaan adalah dengan melihat kepada pengertian atau definisi dari
masing-masing istilah.
Karena itu, di sini penulis akan membawa definisi dari
masing-masing istilah tersebut.
Hadis
Secara bahasa, hadis dapat diartikan dengan lawan daripada
kata qadim. Sedangkan secara istilah, para ulama hadis berbeda dalam
mendefinisikan ilmu hadis dengan melihat berbagai sudut pandang. Di antaranya
adalah:
نقل ورواية ما أضيف إلى الرسول من أقواله التي
قالها وأفعاله التي فعلها أو تقريراته أو أوصافه ونقل ما أضيف
إلى الصحابة والتابعين
“Menyampaikan
dan meriwayatkan apa saja yang disandarkan kepada Rasulullah SAW, baik dari
ucapan yang diucapkannya, tindakan yang dilakukannya, pengakuannya atau sifatnya.
Dan menyampaikan apa saja yang disandarkan kepada sahabat dan tabi’in.”
Yakni, tabiat dan perjalanan Nabi Muhammad SAW sebelum
dan setelah kenabian, dan juga para sahabat dan tabi’in.
الطريقة أو المنهج الذي اتبع فى كيفية اتصال
الأحاديث من حيث أحوال رواتها ضبطا وعدالة ومن حيث كيفية السند اتصالا وانقطاعا
“Cara atau
metode yang dianut dalam metode bersambungnya beberapa hadis, dari kondisi perawinya yang tepat dan adil, juga dalam kaitannya dengan bagaimana mata rantainya terhubung dan
terputus-putus.”
Ilmu hadis
dengan pengertian ini, dikenal dengan Ushul Hadis.
البحث عن المعنى المفهوم من ألفاظ الحديث
“Mencari makna yang dapat dipahami dari kata-kata hadis.”
Adapun yang dimaksud adalah makna berdasarkan kaidah
bahasa Arab dan kaidah hukum syariat serta sesuai dengan kondisi Nabi.
Sunah
Secara bahasa, sunah diartikan dengan jalan (thariqah).
Sedangkan secara istilah, sunah diartikan dengan:
ما أضيف للنبي من أقوال أو
فعل أو تقرير
“Apa
saja yang disandarkan kepada Nabi dalam bentuk ucapan, tindakan atau pengakuan.”
Dari pengertian ini, dapat dipahami bahwa sunah merupakan
sinonim dari hadis dengan pengertian sebelumnya. Namun, sebagian ulama
mengatakan bahwa hadis lebih khusus daripada sunah.
Khabar
Secara bahasa, khabar diartikan dengan lawan daripada
insya`. Sedangkan secara istilah, terdapat perbedaan dalam mengartikan khabar.
Sebagian mereka mengatakan bahwa khabar merupakan sinonim
dari kata hadis.
Sebagian yang lain mengatakan bahwa khabar adalah sesuatu
yang datang dari selain Nabi Muhammad SAW. Sedangkan hadis adalah sesuatu yang
datang dari Nabi Muhammad SAW.
Karena ini, seseorang yang menyibukkan dirinya dengan
hadis disebutkan dengan muhaddis, sedangkan orang yang menyibukkan dirinya
dengan sejarah dan lainnya disebutkan dengan Akhbari.
Adapun sebagian yang lain mengatakan bahwa hadis lebih
khusus daripada khabar. Maka setiap hadis itu khabar dan setiap khabar belum tentu
hadis.
Atsar
Secara bahasa, atsar diartikan dengan sisa rumah dan lainnya.
Sedangkan secara istilah, juga terdapat perbedaan dalam mengartikan atsar.
Sebagian mereka mengatakan bahwa atsar merupakan sinonim
dari kata hadis. Sebagaimana Imam Nawawi mengatakan bahwa sesungguhnya para
muhaddis menamakan marfu’ dan mauquf dengan sebutan atsar.
Sebagian yang lain mengatakan bahwa atsar adalah sesuatu
yang datang dari sahabat. Yakni, atsar adalah kata yang digunakan kepada istilah
mauquf (seseuatu yang disandarkan kepada sahabat Nabi).
Dalam artian, ketika dasar khabar daripada Nabi Muhammad
SAW dan sisanya dari perkataan sahabat. Maka dinamakan perkataan Nabi dengan
sebutan khabar dan perkataan sahabat dengan sebutan atsar.
Kesimpulan
Dari uraian di atas, jelas lah bahwa hadis, sunah, khabar,
dan atsar merupakan kata-kata yang bersinonim dan mempunyai satu makna, yaitu:
ما أضيف إلى النبي من قول أو فعل أو تقرير أو صفة أو إلى الصحابي أو التابعي
“Apa saja yang disandarkan pada Nabi, sahabat atau tabi’in,
baik itu berupa pernyataan, perbuatan, pengakuan, atau sifat.”
Adapun perbedaannya dapat dilihat dari berbagai indikator
yang tercantum dalam masing-masing istilah tersebut.
Wallahu A’lam bi al-Shawab...
Semoga bermanfaat...
Posting Komentar