Pembahasan Tentang Kulli Dzati dan Kulli Aridhi
Pembahasan Kulli Dzati dan Kulli Aridhi
Kulli dzati dan kulli aridhi merupakan pembagian kulli,
yang mana kulli adalah bagian dari bentuk lafaz mufrad, sebagaimana yang
telah penulis jelaskan sebelumnya.
Pada kesempatan kali ini, penulis akan menjelaskan
tentang lafaz kulli, pembagiannya serta contoh-contohnya. mari simak penjelasan
berikut.
Pengertian Kulli
Kulli adalah pemahaman
kata yang dapat menggambarkan beberapa individu sejenis di dalamnya. Para ulama
menjelaskannya dengan:
كلي إن لم يمنع تصور معناه من وقوع
الشركة فيه
“Kulli adalah bila tidak
dapat mencegah terjadinya kongsian dalam menggambarkan maknanya (lafaz).”
Contohnya seperti kata insan
(manusia) yang mana maknanya adalah hayawan nathiq. Makna hayawan
adalah muharrik bi al-Iradah (sesuatu yang bisa bergerak dengan
sendirinya). Sedangkan makna nathiq adalah mutafakkir bi al-Quwah
(sesuatu yang memiliki potensi untuk berfikir).
Ketika disebutkan kata insan,
maka makna yang dapat terpahami adalah seluruh individu dari hayawan nathiq. Artinya, kata insan tidak
hanya terpahami kepada si Zaid. Namun juga terpahami kepada si Umar, Hindun dan
lain lain yang sejenis dengan mereka.
Pembagian Kulli
Kulli terbagi dua, yaitu: Kulli Dzati dan Kulli Aridhi
Kulli Dzati
Kuli dzati adalah kulli yang merupakan bagian daripada esensi
sebuah lafaz. Atau dapat diartikan dengan lafaz kulli yang termasuk dalam cakupan
dari hakikat makna lafaz.
Contohnya seperti kata hayawan jika dinisbahkan kepada insan.
Kata hayawan merupakan bagian dari esensi kata insan.
Kata hayawan dapat mencakupi beberapa individu, seperti si Zaid, Umar dan
lain-lain, yang mana makna hakikat insan adalah: Hayawan Nathiq.
Maka dapat dipahami bahwa kata hayawan merupakan kulli
dzati, karena ia termasuk dalam bagian dari hakikat makna insan. Yakni Hayawan
Nathiq.
Kulli Aridhi
Kuli aridhi adalah kulli yang tidak termasuk bagian daripada
esensi sebuah lafaz. Atau dapat diartikan dengan lafaz kulli yang tidak termasuk
dalam cakupan dari hakikat makna lafaz.
Contohnya seperti kata masyi (berjalan) jika dinisbahkan kepada insan.
Kata masyi dapat mencakupi beberapa
individu, seperti si Zaid, Umar dan lain-lain, namun tidak termasuk dalam cakupan
hakikat makna insan, yang mana makna hakikatnya adalah: Hayawan
Nathiq.
Maka dapat dipahami bahwa kata masyi merupakan kulli aridhi, karena ia tidak termasuk
dalam bagian dari hakikat makna insan. Yakni Hayawan Nathiq, Walaupun
dapat mencakupi beberapa individu dari insan.
Wallahu A’lam bi al-Shawab...
Semoga bermanfaat...
Posting Komentar