Jadilah orang pertama yang menerima update artikel terbaru dari kami!!!

Pembahasan Tentang Kulli Dzati dan Kulli Aridhi

Daftar Isi

Pembahasan Kulli Dzati dan Kulli Aridhi

Kulli dzati dan kulli aridhi merupakan pembagian kulli, yang mana kulli adalah bagian dari bentuk lafaz mufrad, sebagaimana yang telah penulis jelaskan sebelumnya.

Pada kesempatan kali ini, penulis akan menjelaskan tentang lafaz kulli, pembagiannya serta contoh-contohnya. mari simak penjelasan berikut.

Pengertian Kulli

Kulli adalah pemahaman kata yang dapat menggambarkan beberapa individu sejenis di dalamnya. Para ulama menjelaskannya dengan:

 كلي إن لم يمنع تصور معناه من وقوع الشركة  فيه

“Kulli adalah bila tidak dapat mencegah terjadinya kongsian dalam menggambarkan maknanya (lafaz).”

Contohnya seperti kata insan (manusia) yang mana maknanya adalah hayawan nathiq. Makna hayawan adalah muharrik bi al-Iradah (sesuatu yang bisa bergerak dengan sendirinya). Sedangkan makna nathiq adalah mutafakkir bi al-Quwah (sesuatu yang memiliki potensi untuk berfikir).

Ketika disebutkan kata insan, maka makna yang dapat terpahami adalah seluruh individu dari hayawan nathiq. Artinya, kata insan tidak hanya terpahami kepada si Zaid. Namun juga terpahami kepada si Umar, Hindun dan lain lain yang sejenis dengan mereka.

Pembagian Kulli

Kulli terbagi dua, yaitu: Kulli Dzati dan Kulli Aridhi

Kulli Dzati

Kuli dzati adalah kulli yang merupakan bagian daripada esensi sebuah lafaz. Atau dapat diartikan dengan lafaz kulli yang termasuk dalam cakupan dari hakikat makna lafaz.

Contohnya seperti kata hayawan jika dinisbahkan kepada insan.

Kata hayawan merupakan bagian dari esensi kata insan. Kata hayawan dapat mencakupi beberapa individu, seperti si Zaid, Umar dan lain-lain, yang mana makna hakikat insan adalah: Hayawan Nathiq.

Maka dapat dipahami bahwa kata hayawan merupakan kulli dzati, karena ia termasuk dalam bagian dari hakikat makna insan. Yakni Hayawan Nathiq.

Kulli Aridhi

Kuli aridhi adalah kulli yang tidak termasuk bagian daripada esensi sebuah lafaz. Atau dapat diartikan dengan lafaz kulli yang tidak termasuk dalam cakupan dari hakikat makna lafaz.

Contohnya seperti kata masyi (berjalan) jika dinisbahkan kepada insan.

Kata masyi dapat mencakupi beberapa individu, seperti si Zaid, Umar dan lain-lain, namun tidak termasuk dalam cakupan hakikat makna insan, yang mana makna hakikatnya adalah: Hayawan Nathiq.

Maka dapat dipahami bahwa kata masyi merupakan kulli aridhi, karena ia tidak termasuk dalam bagian dari hakikat makna insan. Yakni Hayawan Nathiq, Walaupun dapat mencakupi beberapa individu dari insan.

 

Wallahu A’lam bi al-Shawab...

Semoga bermanfaat...

 

Sumber: Matan Sullam al-Munawraq dan Syarahnya

 

 

Posting Komentar