Pembahasan Lengkap Tentang Lafaz dalam Ilmu Mantiq
Pembahasan Lengkap Tentang Lafaz
Sebelumnya penulis telah menjelaskan tentang manfaat dan
kegunaan mempelajari ilmu mantiq, yakni untuk mengajarkan kita tentang kaidah berfikir
yang benar secara sistematis serta mendalam.
Lafaz merupakan perantara untuk berfikir dengan benar dan
mempunyai ikatan yang sangat erat dalam memahami sebuah makna. Dalam artian,
seseorang tidak akan mampu memahami sebuah makna dari satu ucapan tanpa
menggunakan lafaz.
Demikian pula dalam menyampaikan isi pikiran. Orang tidak
akan mampu menyampaikan sesuatu yang ada di dalam pikirannya tanpa menggunakan
lafaz.
Karena inilah pembahasan lafaz dalam ilmu mantiq sangat
diperlukan, agar membantu bagaimana berfikir yang benar dalam memahami makna sesuai
dengan kegunaan dan manfaat dari mempelajari ilmu mantiq.
Pembagian Lafaz
Secara dasar, lafaz terbagi 2, yaitu:
1. Muhmal
2. Musta’mal
Muhmal adalah lafaz yang tidak digunakan pada sesuatu. Sedangkan
musta’mal adalah lafaz yang digunakan pada sesuatu.
Lafaz musta’mal terbagi 2, yaitu:
1. Mufrad
2. Murakkab
Mufrad
Dalam ilmu mantiq, lafaz mufrad didefinisikan dengan:
ما لا يدل جزؤه على جزء معناه
“Sesuatu yang bagiannya tidak menunjukkan bagian maknanya.”
Dalam artian, mufrad adalah lafaz yang mana setiap bagiannya
tidak menunjukkan bagian dari maknanya. Contohnya seperti zaidun (زيد),
yakni seseorang yang bernama Zaid atau syakhsh mu’ayyan.
Kata zaidun (زيد)
memiliki bagian, yaitu zai (ز),
ya (ي) dan dal (د).
Dari masing-masing bagian, tidak menunjukkan bagian dari makna zaidun,
yakni seseorang yang bernama Zaid atau syakhsh mu’ayyan.
Karena itu, kata zaidun digolongkan kepada mufrad,
bukan murakkab.
Pembagian Mufrad
Jika dilihat dari sisi maknanya, lafaz mufrad terbagi 2,
yaitu:
1. Juz`i
2. Kulli
Juz`i
Juz`i adalah pemahaman kata yang hanya dapat
menggambarkan satu individu di dalamnya. Para ulama menjelaskannya dengan:
جزئي إن منع
تصور معناه من وقوع الشركة فيه
“Juz`i adalah bila dapat mencegah dari terjadinya kongsian
dalam menggambarkan maknanya.”
Contohnya zaidun (seseorang yang bernama Zaid)
Ketika disebutkan zaidun, maka makna yang dapat terpahami
hanya seseorang yang bernama zaid.
Kulli
Kulli sebalik juz`i, yakni pemahaman kata yang dapat
menggambarkan individu lain yang sejenis di dalamnya.
Jika dilihat dari sisi keberadan individu, kulli terbagi 3,
yaitu:
1. Tidak diperdapatkan
keberadaannya
2. Diperdapatkan
satu individu
3. Diperdapatkan
individu yang banyak
Dari masing-masing pembagian di atas terbagi 2. Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat 6 macam kulli, yaitu:
1. Tidak diperdapatkan
keberadaannya karena mustahil, seperti berkumpulnya dua yang berlawanan
2. Tidak diperdapatkan
keberadaannya, namun tidak mustahil, seperti laut dari air raksa
3. Diperdapatkan
satu individu karena mustahil berbilang, seperti Allah yang maha esa.
4. Diperdapatkan
satu individu, namun tidak mustahil berbilang, seperti matahari.
5. Diperdapatkan
banyak individu, namun memilki batasan, seperti manusia.
6. Diperdapatkan
banyak individu dan tidak ada batasan, seperti kenikmatan syurga.
Murakkab
Dalam ilmu mantiq, lafaz murakkab didefinisikan dengan:
ما دل جزؤه على جزء معناه
“Sesuatu yang bagiannya menunjukkan bagian maknanya.”
Dalam artian, murakkab adalah lafaz yang mana setiap bagiannya
menunjukkan bagian dari maknanya.
Contohnya seperti:
زَيْدٌ قَائِمٌ
“Si Zaid berdiri.”
Kalimat di atas
memiliki 2 bagian, yaitu zaidun (زيد)
dan qa`imun (قَائِمٌ). Dari masing-masing
bagian tersebut dapat menunjukkan bagian dari makna zaidun qa`imun,
yakni si Zaid berdiri. Zaidun dapat menunjukkan makna seseorang yang
bernama Zaid dan qa`imun menunjukkan makna berdiri.
Karena ini, kata zaidun qa`imun digolongkan kepada
murakkab, bukan mufrad.
Wallahu A’lam bi al-Shawab...
Semoga bermanfaat...
Posting Komentar