Jadilah orang pertama yang menerima update artikel terbaru dari kami!!!

Pembahasan Lengkap Tentang Lafaz dalam Ilmu Mantiq

Daftar Isi

Pembahasan Lengkap Tentang Lafaz

Sebelumnya penulis telah menjelaskan tentang manfaat dan kegunaan mempelajari ilmu mantiq, yakni untuk mengajarkan kita tentang kaidah berfikir yang benar secara sistematis serta mendalam.

Lafaz merupakan perantara untuk berfikir dengan benar dan mempunyai ikatan yang sangat erat dalam memahami sebuah makna. Dalam artian, seseorang tidak akan mampu memahami sebuah makna dari satu ucapan tanpa menggunakan lafaz.

Demikian pula dalam menyampaikan isi pikiran. Orang tidak akan mampu menyampaikan sesuatu yang ada di dalam pikirannya tanpa menggunakan lafaz.

Karena inilah pembahasan lafaz dalam ilmu mantiq sangat diperlukan, agar membantu bagaimana berfikir yang benar dalam memahami makna sesuai dengan kegunaan dan manfaat dari mempelajari ilmu mantiq.

Pembagian Lafaz

Secara dasar, lafaz terbagi 2, yaitu:

1.  Muhmal

2.  Musta’mal

Muhmal adalah lafaz yang tidak digunakan pada sesuatu. Sedangkan musta’mal adalah lafaz yang digunakan pada sesuatu.

Lafaz musta’mal terbagi 2, yaitu:

1.  Mufrad

2.  Murakkab

Mufrad

Dalam ilmu mantiq, lafaz mufrad didefinisikan dengan:

ما لا يدل جزؤه على جزء معناه

“Sesuatu yang bagiannya tidak menunjukkan bagian maknanya.”

Dalam artian, mufrad adalah lafaz yang mana setiap bagiannya tidak menunjukkan bagian dari maknanya. Contohnya seperti zaidun (زيد), yakni seseorang yang bernama Zaid atau syakhsh mu’ayyan.

Kata zaidun (زيد) memiliki bagian, yaitu zai (ز), ya (ي) dan dal (د). Dari masing-masing bagian, tidak menunjukkan bagian dari makna zaidun, yakni seseorang yang bernama Zaid atau syakhsh mu’ayyan.

Karena itu, kata zaidun digolongkan kepada mufrad, bukan murakkab.

Pembagian Mufrad

Jika dilihat dari sisi maknanya, lafaz mufrad terbagi 2, yaitu:

1.  Juz`i

2.  Kulli

Juz`i

Juz`i adalah pemahaman kata yang hanya dapat menggambarkan satu individu di dalamnya. Para ulama menjelaskannya dengan:

 جزئي إن منع تصور معناه من وقوع الشركة  فيه

“Juz`i adalah bila dapat mencegah dari terjadinya kongsian dalam menggambarkan maknanya.”

Contohnya zaidun (seseorang yang bernama Zaid)

Ketika disebutkan zaidun, maka makna yang dapat terpahami hanya seseorang yang bernama zaid.

Kulli

Kulli sebalik juz`i, yakni pemahaman kata yang dapat menggambarkan individu lain yang sejenis di dalamnya.

Jika dilihat dari sisi keberadan individu, kulli terbagi 3, yaitu:

1.  Tidak diperdapatkan keberadaannya

2.  Diperdapatkan satu individu

3.  Diperdapatkan individu yang banyak

Dari masing-masing pembagian di atas terbagi 2. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 6 macam kulli, yaitu:

1.  Tidak diperdapatkan keberadaannya karena mustahil, seperti berkumpulnya dua yang berlawanan

2.  Tidak diperdapatkan keberadaannya, namun tidak mustahil, seperti laut dari air raksa

3.  Diperdapatkan satu individu karena mustahil berbilang, seperti Allah yang maha esa.

4.  Diperdapatkan satu individu, namun tidak mustahil berbilang, seperti matahari.

5.  Diperdapatkan banyak individu, namun memilki batasan, seperti manusia.

6.  Diperdapatkan banyak individu dan tidak ada batasan, seperti kenikmatan syurga.

Murakkab

Dalam ilmu mantiq, lafaz murakkab didefinisikan dengan:

ما دل جزؤه على جزء معناه

“Sesuatu yang bagiannya menunjukkan bagian maknanya.”

Dalam artian, murakkab adalah lafaz yang mana setiap bagiannya menunjukkan bagian dari maknanya.

Contohnya seperti:

زَيْدٌ قَائِمٌ

“Si Zaid berdiri.”

 Kalimat di atas memiliki 2 bagian, yaitu zaidun (زيد) dan qa`imun (قَائِمٌ). Dari masing-masing bagian tersebut dapat menunjukkan bagian dari makna zaidun qa`imun, yakni si Zaid berdiri. Zaidun dapat menunjukkan makna seseorang yang bernama Zaid dan qa`imun menunjukkan makna berdiri.

Karena ini, kata zaidun qa`imun digolongkan kepada murakkab, bukan mufrad.

 

Wallahu A’lam bi al-Shawab...

Semoga bermanfaat...

 

Sumber: Matan Sullam al-Munawraq dan Syarahnya

 

 

Posting Komentar