Pembagian dan Penamaan Tasybih
Pembagian dan Penamaan Tasybih
Tasybih adalah perumpamaan, yang secara terminologi adalah indikasi terhadap
kesamaan sesuatu dengan yang lain pada makna (substansi) dengan menggunakan
alat tertentu. Hal ini telah
penulis jelaskan sebelumnya pada pengenalan tasybih.
Nah, kali ini penulis akan membahas tentang pembagian
tasybih dengan melihat beberapa tinjauan, yang mana pembagian ini akan
menghasilkan beberapa penamaan bagi tasybih itu sendiri, seperti malfuf,
mafruq, tamtsil, mujmal, baligh dan lain-lain.
Untuk mengetahuinya, mari simak penjelasan berikut.
Pembagian Tasybih secara Global
Pembagian tasybih secara global dapat dilihat dari
beberapa tinjauan, yaitu:
1. Dari sisi musyabbah
dan musyabbah bih
2. Dari sisi wajah
syabah
3. Dari sisi adat tasybih
4. Dari sisi
penerimaan tasybih
Dari sisi musyabbah dan musyabbah bih, terdapat beberapa
tinjauan, yaitu:
1. Mufrad dan
Murakkab
2. Hissy (dapat
diindrakan) dan aqly atau ma’nawy (hanya dapat dicerna).
3. Bilangan atau
jumlahnya
Adapun dari sisi wajah syabah, terdapat beberapa
tinjauan, yaitu:
1. Diambil dari
sifat yang berbilang atau tidak
2. Disebutkan atau
tidak
3. Mudah ditemukan
atau tidak
Sedangkan dari sisi adat tasybih, dapat ditinjau dari
penyebutannya. Yakni disebutkan atau tidak pada kalimat tasybih.
Adapun dari sisi penerimaan tasybih, ditinjau dari
berfaedah atau tidaknya pentasybihan itu sendiri.
Pembagian Tasybih secara Terperinci
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa secara
global pembagian tasybih dapat dilihat dari beberapa tinjauan. Nah, sekarang
penulis akan menjelaskannya secara terperinci. Mari simak penjelasannya
berikut.
Dari Sisi Musyabbah dan Musyabbah Bih
Dari sisi musyabbah dan musyabbah bih, terdapat beberapa
tinjauan, yaitu:
1. Mufrad dan
Murakkab
2. Hissy (dapat
diindrakan) dan aqly atau ma’nawy (hanya dapat dicerna).
3. Bilangan atau
jumlahnya
Mufrad dan Murakkab
Ditinjau dari bentuk mufrad dan murakkab, tasybih terbagi kepada 4 bentuk, yaitu:
1. Musyabbah
dan musyabbah bih berbentuk mufrad
2. Musyabbah
dan musyabbah bih berbentuk murakkab
3. Musyabbah
berbentuk mufrad, sedangkan musyabbah bih berbentuk murakkab
4. Musyabbah
berbentuk murakkab, sedangkan musyabbah bih berbentuk mufrad.
Hissy dan Aqly
Ditinjau dari bentuk hissy dan aqly, tasybih juga terbagi kepada 4, yaitu:
1. Musyabbah
dan musyabbah bih berbentuk hissy
2. Musyabbah
dan musyabbah bih berbentuk aqly atau ma’nawy
3. Musyabbah
berbentuk hissy, sedangkan musyabbah bih berbentuk aqly atau ma’nawy
4. Musyabbah
berbentuk aqly atau ma’nawy, sedangkan musyabbah bih berbentuk hissy.
Bilangan atau Jumlahnya
Ditinjau dari bentuk jumlahnya,
tasybih juga terbagi kepada 4, yaitu:
1. Malfuf
2. Mafruq
3. Taswiyah
4.
Jama’
Malfuf
Malfuf adalah beberapa musyabbah di awal dengan
menggunakan huruf athat atau selainnya dan beberapa musyabbah bih setelahnya
dengan bentuk demikian.
Mafruq
Mafruq adalah beberapa tasybih dengan mendatangkan
musyabbah dan musyabbah bih, kemudian musyabbah dan musyabbah bih yang lain,
kemudian musyabbah dan musyabbah bih yang lain, hingga seterusnya.
Taswiyah
Taswiyah adalah berbilang musyabbah, tanpa berbilang
musyabbah bih.
Jama’
Taswiyah adalah berbilang musyabbah bih, tanpa berbilang
musyabbah.
Dari Sisi Wajah Syabah
Adapun dari sisi wajah syabah, terdapat beberapa
tinjauan, yaitu:
1. Diambil dari
sifat yang berbilang atau tidak
2. Disebutkan atau
tidak
3. Mudah ditemukan
atau tidak
Wajah syabah yang di diambil dari sifat yang berbilang,
dinamakan dengan tamtsil. Sedangkan wajah syabah yang tidak di diambil dari
sifat yang berbilang, dinamakan dengan ghairu tamtsil.
Wajah syabah yang disebutkan dalam kalimat tasybih,
dinamakan dengan mufashal. Sedangkan wajah syabah yang tidak disebutkan dalam
kalimat tasybih, dinamakan dengan mujmal, yang terbagi dalam dua bentuk, yaitu:
jali dan khafi.
Wajah syabah yang jali, dapat ditemukan oleh semua
kalangan. Sedangkan khafi, hanya orang tertentu yang dapat menemukannya.
Adapun wajah syabah yang ditemukan tanpa berfikir,
dinamakan dengan qarib mubtadzil. Sedangkan wajah syabah yang tidak ditemukan
kecuali dengan berfikir, dinamakan dengan gharib.
Dari Sisi Adat Tasybih
Sedangkan dari sisi adat tasybih, dapat ditinjau dari
penyebutannya. Adat tasybih yang disebutkan dalam kalimat tasybih,
dinamakan dengan mursal. Sedangkan adat tasybih yang tidak disebutkan dalam
kalimat tasybih, dinamakan dengan muakkad.
Dari Sisi Penerimaan Tasybih
Adapun dari sisi penerimaan tasybih, ditinjau dari
berfaedah atau tidaknya. Tasybih yang berfaedah, dinamakan dengan maqbul.
Sedangkan tasybih yang tidak berfaedah, dinamakan dengan mardud.
Keterangan
a. Ada beberapa
penamaan tasybih lain, yang tidak tercantum pada pembagian di atas, yaitu:
1) Baligh
2) Maqlub
Tasybih baligh adalah tasybih yang dibuang
wajah syabah dan adatnya atau idhafah musyabbah bih kepada musyabbah.
Sedangkan tasybih maqlub adalah tasybih yang
wajah syabahnya lebih kuat pada musyabbah daripada musyabbah bih.
b. Dari beberapa
pembagian dan bentuk tasybih diatas, tingkat mubalaghahnya sebagai berikut:
1) Tasybih yang
dibuang wajah syabah dan adatnya.
2) Tasybih yang
dibuang salah satu dari wajah syabah dan adatnya atau ditambah dengan membuang
musyabbahnya
3) Disebutkan
wajah syabah dan adatnya, baik musyabbahnya disebutkan atau tidak.
Wallahu A’lam bi al-Shawab
Semoga bermanfaat...
Sumber:
Hilyah al-Labb al-Mashun
Tuhfah al-Ikhwan
Posting Komentar