Majaz Isnad (Aqly)
Dalam kehidupan sehari-hari, sadar atau tidak, tentu kita
sering menggunakan majaz dalam pengucapan, baik itu majaz aqli maupun lughawi.
Kali ini, penulis akan menjelaskan apa saja yang
berkaitan dengan majaz aqli atau majaz isnad.
Pengertian Majaz
Majaz merupakan lawan dari kata hakikat, yang mana
hakikat adalah pemakian sesuai dengan makna dasar. Syeikh Ahmad Damanhuri menjelaskan di dalam
kitabnya, Hilyah al-Labb al-Mashun:
الحقيقة عرفا اللفظ
المستعمل في ما وضع له في اصطلاح المخاطب
“Hakikat
secara uruf adalah lafaz yang digunakan sesuai dengan makna dasar pada istilah
pengucapan.”
Sedangkan majaz, Syeikh Ahmad al-Hasyimi di dalam
kitabnya, Jawahir al-Balaghah menjelaskan:
المجاز هو اللفظ
السمتعمل في غير ما وضع له في اصطلاح التخاطب لعلاقة مع
قرينة مانعة من إرادة المعنى الوضعي
“Majaz
adalah lafaz yang digunakan tidak sesuai dengan makna dasar pada istilah
pengucapan karena terdapat alaqah serta indikator yang mencegah untuk
pemakaian makna dasar.”
Yang dimaksudkan dengan alaqah adalah:
والعلاقة هي
المناسبة بين المعنى الحقيقي والمعنى المجازي
“Dan alaqah adalah kesesuaian antara makna dasar (hakiki)
dengan yang bukan makna dasar (majazi).”
Pembagian Majaz
Secara dasar, pemakian sebuah kata tidak terlepas dari
dua kategori, yakni hakikat dan majaz, sebagaimana hal ini telah penulis
jelaskan sebelumnya.
Sedangkan majaz terbagi 2, yaitu: majaz aqli dan lughawi.
Majaz isnad adalah salah satu kata lain dari majaz aqli.
Lalu apa yang dimaksudkan dengan majaz isnad? Mari simak
penjelasan selanjutnya.
Majaz Isnad
Majaz isnad atau aqli adalah:
المجاز العقلي هو إسناد الفعل أو ما في
معناه (من اسم فاعل أو اسم مفعول أو مصدر) إلى غير ما هو له في الظاهر من حال المتكلم
لعلاقة مع قرينة تمنع من أن يكون الإسناد إلى ما هو له
“Majaz
aqli adalah isnad fiil atau kata lain yang memiliki makna fiil (dari kata isim
fail, isim maful atau masdar) kepada selain kata yang seharusnya di-isnad-kan
secara zahir dari kondisi orang yang berbicara karena terdapat kesesuaian
(alaqah) serta indikator yang mencegah untuk di-isnad-kan kepada kata yang
seharusnya di-isnad-kan.”
Contoh Majaz Isnad
Adapun contohnya seperti kalimat:
نَهْرٌ جَارٍ
“Sungai
telah mengalir.”
Untaian kalimat di atas, tentu akal tidak menerima
kebenarannya secara zahir, karena yang mengalir bukan lah sungai, akan tetapi
yang mengalir adalah air yang berada di dalam sungai. Seharusnya kata mengalir
disandarkan kepada air, bukan kepada sungai.
Maka dapat disimpulkan bahwa kalimat “sungai telah
mengalir), isnadnya bukan lah hakikat, melainkan majaz. Oleh karena itu,
kalimat di atas digolongkan kepada majaz isnad, karena terjadi majaz pada
isnadnya, walaupun kosa katanya masih bermakna hakikat.
Adapun yang menjadi alaqah pada contoh majaz isnad di
atas adalah tempat, karena isnad-nya kepada tempat, yang seharusnya
di-isnad-kan kepada sesuatu yang berada di dalamnya.
Alaqah Majaz Isnad
Terdapat beberapa alaqah pada majaz isnad, di antaranya
adalah:
1. Masa
2. Tempat
3. Sebab
4. Masdar
5. Maful bih
Nama lain Majaz Isnad
Majaz isnad meiliki beberapa nama, di antaranya adalah:
1. Majaz aqli
2. Mazad fi
al-Itsbat
3. Isnad majazi
Wallahu A’lam bi al-Shawab
Semoga bermanfaat...
Sumber:
Hilyah al-Labb al-Mashun
Tuhfah al-Ikhwan
Jawahir al-Balaghah
Posting Komentar