Jadilah orang pertama yang menerima update artikel terbaru dari kami!!!

Kewajiban Memberikan Pendidikan Agama Terhadap Anak

Daftar Isi

Kewajiban Memberikan Pendidikan Agama Terhadap Anak

Memiliki anak yang shaleh merupakan salah satu dambaan bagi orang tua. Namun, tidak sedikit orang tua yang salah dalam mendidik dan membina anaknya. Orang tua yang baik adalah mereka yang berhasil menjadikan anaknya orang yang shaleh, dengan lebih mementingkan ilmu agama bagi anaknya, karena harta yang banyak tidak lah menjamin untuk memiliki anak yang shalih.

Memandang serius persoalan pendidikan dan karakter seorang anak merupakan hal yang seharusnya diutamakan selaku orang tua. Kita selaku orang tua tidak hanya diwajibkan untuk memberi nafkah dalam persoalan makan minum saja. Namun, ada beberapa hal lain, yang juga harus dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya. Salah satunya adalah memberikan pendidikan agama terhadap anak.

Di dalam kitab Tanbih al-Ghafilin karangan Imam Abu Laist al-Samarkandi. Pada bab Haq al-Walad ala al-Walid, diceritakan sebuah kisah seorang anak durhaka yang dilaporkan kepada Saidina Umar, ketika sampainya dihadapan Saidina Umar. Beliau langsung membentak anak tersebut dengan mengatakan:

أما تخاف الله فى عقوق والدك  فإن من حق الوالد كذا و من حق الوالد كذا

Apakah engkau tidak takut durhaka? Sebagian dari hak orang tua adalah ini, Sebagian dari hak orang tua adalah itu. Saidina Umar menjelaskan hak orang tua yang wajib dilaksanakan oleh seorang anak.

Namun anak tersebut kembali bertanya kepada Saidina Umar:

ياأمير المؤمنين  أما للإبن على والده حق؟

“Wahai Amirul Mukminin, adakah hak seorang anak yang wajib dilaksanakan oleh orang tua?”

Saidina Umar menjawab:

نعم حقه عليه أن يستنجب أمه  يعني لا يتزوج امرة دنيئة لكيلا يكون للإبن تعيير بها و يحسن اسمه ويعلمه الكتاب

“Ya, haknya adalah mencari ibu yang baik untuk anaknya (tidak menikahi perempuan yang hina agar anaknya kelak tidak dicaci karena ibunya), memberikan nama yang bagus dan mengajarkan Al-Quran.”

Mendengan hal itu, lantas si anak mengatakan kepada Saidina Umar:

فوالله مااستنجب أمي وما هي إلا سندية اشتراها بأربع مائة درهم  ولا يحسن اسمي  سماني جعلا ولا علمني من كتاب الله آية واحدة 

“Demi Allah, ia tidak mencari untukku ibu yang baik, ibuku hanya lah seorang hamba sahaya yang dibeli dengan harga yang murah, yaitu seharga 400 dirham, ia juga tidak memberikan nama yang bagus untukku, ia menamaiku dengan nama Kumbang atau kelelawar dan ia juga tidak pernah mengajariku Al-Quran.”

Mendengar hal itu. Saidina Umar langsung menoleh ke arah bapaknya dan marah seraya berkata:

تقول  إبني يعقني فقد عققته قبل أن يعقك

“Engkau mengatakan anakmu yang durhaka, padahal sungguh engkau lah yang durhaka kepadanya terlebih dulu sebelum ia durhaka kepadamu.”

Lalu orang tersebut diusir oleh Saidina Umar karena laporannya tidak sesuai dengan kenyataan.

Betapa pentingnya pendidikan agama bagi seorang anak, disamping itu merupakan salah satu cara untuk membentuk karakter yang baik, ia juga merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh kita selaku orang tua.

Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa tidak sedikit orang tua yang mampu mengajarkan anaknya dan juga tidak sedikit orang tua yang mempunyai waktu untuk mengajarkan anaknya.

Di sini lah salah satu letak perannya lembaga pendidikan yang dibangun oleh para cendekiawan, baik dalam bentuk pesantren atau pun madrasah. Di sana, telah diatur sedemikian rupa, untuk mendidik dan mengajarkan para murid dan santri yang telah diantar dan dipercayai oleh orang tuanya.

Wallahu A’lam bi al-Shawab...

Semoga bermanfaat...

 

Sumber: Tanbih al-Ghafilin



BACA JUGA: 


Posting Komentar