Mengenal Mabadi Ilmu Bayan
Seorang pelajar, sebelum memulai pembahasan suatu
disiplin ilmu, ia harus mengenal terlebih dahulu sepuluh aspek dasar dari ilmu
yang akan mereka pelajari, dalam kitab klasik hal ini dikenal dengan istilah Mabadi
al-Asyrah.
Sepuluh aspek yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Definisi (al-Hadd)
2. Objek (al-Maudu’)
3. Manfaat dan Kegunaan
(al-Tsamrah)
4. Keutamaan (al-Fadhl)
5. Hubungan dengan
ilmu-ilmu yang lain (al-Nisbah)
6. Pencetus (al-Wadhi’)
7. Nama (al-Ism)
8. Sumber (al-Istimdad)
9. Hukum Mempelajari
(al-Hukm)
10.Persoalan yang Dipelajari
(al-Masa`il)
Di sini penulis akan membahas sepuluh aspek dari ilmu
bayan sebagai pengantar dan pengenalan agar terarah dan tidak salah tujuan. Berikut
penjelasannya.
Definisi (al-Hadd)
Definisi atau ta’rif merupakan hal pertama yang harus
diketahui untuk mengenal persoalan apa saja yang akan dipelajari, juga akan
memberikan gambaran kepada kita sejauh mana manfaat yang akan kita dapatkan.
Syeikh Ahmad al-Damanhuri menjelaskan di dalam kitabnya Hilyah
al-Labb al-Mashun bahwa Ilmu Bayan adalah:
علم يعرف به إيراد المعنى الواحد المدلول عليه بكلام مطابق لمقتضى الحال بطرق
مختلفة فى إيضاح الدلالة عليه
Artinya: “Ilmu Bayan merupakan ilmu mengenal beberapa
kaidah yang mampu untuk menyampaikan satu makna dengan kalimat yang sesuai
dengan keadaan menggunakan beberapa cara yang berbeda-beda tingkatan
kejelasannya.”
Dari definisi yang dikemukakan di atas, kita dapat
mengenal bahwa Ilmu Bayan membahas persoalan yang menyangkut dengan tata cara
dalam menyampaikan satu makna yang sesuai bagi lawan bicara menggunakan
beberapa cara yang berbeda-beda tingkatan kejelasannya.
Objek (al-Maudhu’)
Objek yang dipelajari dalam Ilmu Bayan adalah kalimat
bahasa arab dari sisi menyampaikan satu makna menggunakan beberapa cara yang
berbeda-beda tingkatan kejelasannya.
Manfaat dan Kegunaan (al-Tsamrah)
Adapun manfaat dan kegunaan Ilmu Bayan adalah membenarkan
Rasulullah SAW. Dengan mempelajari Ilmu Bayan, kita akan bisa mengetahui sastranya
Al-Quran yang keluar dari kemampuan otak manusia.
Tingginya sastra Al-Quran merupakan indikasi kebenarannya
yang dapat menjadi bukti kebenaran Rasulullah yang membawa Al-Quran. Hal ini
akan kita ketahui setelah mengenal dan memahami Ilmu Bayan.
Keutamaan (al-Fadhl)
Keutamaan mempelajari Ilmu Bayan adalah membantu dalam
memahami Al-Quran dan Hadis dengan benar. Al-Quran dan Hadis menggunakan bahasa
arab dengan sastranya yang sangat tinggi, membutuhkan berbagai disiplin ilmu untuk
memahaminya, salah satunya dengan Ilmu Bayan.
Hubungan dengan Ilmu-Ilmu yang lain (al-Nisbah)
Secara konseptual, tentu Ilmu Bayan berbeda dengan ilmu-ilmu
yang lain. Namun jika dilihat dari objek, tentu memiliki ikatan yang erat
dengan ilmu-ilmu yang lain.
Pencetus (al-Wadhi’)
Para ulama berpendapat bahwa yang pertama kali menulis tentang
ilmu bayan adalah Abu Ubaidah Ma’mar bi al-Mutsannaz di dalam kitabnya Majaz
al-Quran. Kemudian di lanjutkan oleh ulama-ulama yang lain.
Nama (al-Ism)
Menurut mutaqaddimin, Ilmu Bayan merupakan bagian
dari Ilmu Balaghah yang mencakup kepada tiga disiplin ilmu: Ma’ani, Bayan dan
Badi’. Sedangkan mutaakhkhirin, Ilmu Bayan adalah ilmu khusus yang
membahas tiga hal, yaitu: tasybih, majaz dan kinayah.
Sumber (al-Istimdad)
Dari mana ilmu ini diambil. Sumber pengambilan ilmu ini
adalah Al-Qur`an, Hadis dan susunan perkataan sastra arab.
Hukum mempelajari (al-Hukm)
Adapun hukum mempelajari Ilmu Bayan adalah fardu kifayah.
Persoalan yang Dipelajari (al-Masa`il)
Qadhiyah-qadhiyah tentang hakikat, majaz, tasybih dan
kinayah.
Referensi:
Ulum al-Balaghah
Al-Kafi fi al-Balaghah
Hilyah al-Labb al-Mashun
Posting Komentar