Hati dan Iman: 2 Hal yang Rasulullah Khawatirkan
Hati dan Iman: 2 Hal yang Rasulullah Khawatirkan
Sebagai
manusia, kerap kali kita merasakan adanya kenaikan dan penurunan dalam iman
kita. Sering kali kita merasakan hati yang sulit dikendalikan, perasaan yang
tidak menentu dan selalu berharap segalanya berjalan dengan baik. Begitulah normalnya
ketentuan yang Allah jalankan kepada kita.
Hati
manusia sangat mudah berubah. Kadang ia kuat dan tegar, kadang pula keras bahkan sampai sulit dalam
menerima kebenaran. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa keimanan seorang
manusia dapat naik dan juga turun.
Sebagaimana
ungkapan dari seorang sahabat Rasulullah
SAW yaitu Abu Darda` bahwa beliau mengatakan: “Al-īmȃnu yazidu wa yanqush.”
Artinya, iman itu bisa naik dan turun.
Maka
dari itu, kita sangatlah memerlukan pertolongan dari Allah SWT agar selalu
ditunjukkan jalan yang diridhai olehnya. Di samping itu juga, Rasulullah SAW
mengajarkan kepada kita doa agar selalu diberikan keteguhan hati untuk selalu
bersandar kepada Allah melalui sabdanya:
عَنْ
أَنَسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ
أَنْ يَقُولَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ فَقُلْتُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ آمَنَّا بِكَ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا
قَالَ نَعَمْ إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ
يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ. (رواه الترمذي)
Artinya:
Dari Anas (w. 93 H) dia berkata, Rasulullah SAW secara rutin membaca doa “Yaa
Muqallibal quluub tsabbit qolbii 'ala diinik” (wahai Dzat yang membolak
balikkan hati teguhkanlah hatiku berada di atas agamamu). Kemudian aku pun
bertanya, “Wahai Rasulullah, kami beriman kepadamu dan kepada apa yang anda
bawa. Lalu apakah anda masih khawatir kepada kami?” beliau menjawab: “Ya,
karena sesungguhnya hati manusia berada di antara dua genggaman tangan Allah
yang ia bolak-balikkan menurut yang dikehendaki-Nya". (HR. Tirmidzi).
Dalam
hadis di atas kita dapat mengambil faidah bahwa hati setiap manusia berada di
antara dua jemari Allah SWT. Tentu saja kita tak perlu membayangkan bagaimana
jari milik Allah. Karena ini hanyalah sebuah kiasan yang menggambarkan bahwa
manusia tidak memiliki kuasa atas hatinya dan Allah lah yang membolak-balikkan
serta menggenggam hatinya .
Allah
yang maha berkehendak menjadikan seseorang berada di jalannya yang lurus atau
menjadi orang yang sesat. Allah lah yang memiliki kontrol penuh terhadap apa
yang dikehendakinya. Kalau salah memahami hal ini maka kita akan selalu
berburuk sangka kepada Allah terhadap apa yang diinginkan tidak tercapai.
Oleh
karena itu, kita perlu menanamkan dalam hati bahwa semuanya berada dalam
genggaman Allah semata. Bahkan yang lebih sakral dari itu yang berkaitan dengan
soal keimanan. Berdasarkan tidak menentunya keimanan yang bahkan sering goyah,
Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu berdoa seperti yang telah beliau
ajarkan. Iman adalah kunci utamanya. Bahagia atau pun tidak sangat ditentukan
oleh faktor keimanan. Sampai sakaratul maut pun kita masih saja berjuang
mempertahankan iman yang sering diganggu dan digoyahkan oleh syaitan.
Maka
dari itu, kita harus banyak meminta kepada Allah SWT agar diluruskan hati untuk
selalu menjadi hamba yang taat kepadanya dan juga meminta agar kita dapat
meluruskan niat untuk segala perbuatan yang semata-mata hanya karena Allah SWT. Semoga kita semua diselamatkan iman oleh Allah dan diridhai-Nya. Aamiin...
Semoga
bermanfaat...
Posting Komentar