Jadilah orang pertama yang menerima update artikel terbaru dari kami!!!

Uraian Lengkap Inna dan Saudaranya

Daftar Isi

Uraian Lengkap Inna dan Saudaranya

Inna dan saudaranya merupakan salah satu amil yang masuk pada mubtada dan khabar atau yang sering disebutkan dengan amil nawasikh. Inna dan saudaranya bertugas menashabkan mubtada dan merafa’kan khabar.

Untuk mengetahui tentang amil nawasikh, silahkan baca di sini Amil Nawasikh

Pada kesempatan ini penulis akan menjelaskan tentang apa saja hal yang menyangkut dengan inna dan saudaranya, baik itu makna yang terkandung di dalamnya ataupun faidah-faidah yang lain.

Bentuk Saudara Inna

Inna (إِنَّ) dan saudaranya merupakan amil yang menashabkan mubtada dan merafa’kan khabar adalah. Jumlah amilnya ada 6, yaitu:

إِنَّ - أَنَّ - كَأَنَّ - لكِنَّ - لَيْتَ - لَعَلَّ

Adapun makna yang terkandung di dalam setiap amil tersebut adalah:

إِنَّ : Taukid nisbah (mengukuhkan maksud pembicaraan)

أَنَّ : Taukid nisbah (mengukuhkan maksud pembicaraan)

 كَأَنَّ: Tasybih (menyerupakan) makna yang dikukuhkan

 لكِنَّ: Istidrak (susulan)

 لَيْتَ: Tamanni (mengharapkan sesuatu yang mustahil)

 لَعَلَّ: Tarajji (mengharapkan sesuatu yang mungkin terjadi)

Berikut contohnya:

إِنَّ: فَإِنَّ الله غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ

أَنَّ: ذلِكَ بِأَنَّ اللّه هُوَ الْحَقُّ

كَأَنَّ: كَأَنَّ زَيْدًا أَسَدٌ

لكِنَّ: زَيْدٌ شُجَاعٌ لكِنَّ بَخِيْلٌ

لَيْتَ: لَيْتَ الشَّبَابَ عَائِدٌ

لَعَلَّ: لَعَلَّ زَيْدًا قَادِمٌ

Ketentuan Inna dan Saudaranya

·  Khabar tidak boleh mendahului amil

·  Khabar tidak boleh terletak di antara amil dan isimnya, kecuali berbentuk zharaf atau jar majrur

·  Menyambungkan ma zaidah dapat membatalkan amalnya, kecuali ليت (boleh beramal dan tidak beramal)

·  Jika inna (kasrah hamzah) ditakhfifkan (tidak bertasydid), kebanyakan tidak beramal. Namun wajib meletakkan lam pada khabarnya bila tidak beramal

·  Jika anna (fatah hamzah) ditakhfifkan (tidak bertasydid), ia tetap beramal. Namun isimnya wajib berupa dhamir sya-n yang dibuang dan khabarnya wajib berbentuk jumlah.

·  Jika ka-anna (كأنّ) ditakhfifkan (tidak bertasydid), ia tetap beramal dan isimnya boleh disebutkan dan dibuang

·  Jika lakinna (لكنّ) ditakhfifkan (tidak bertasydid), wajib untuk tidak beramal

Perbedaan Tempat Bacaan Inna dan Anna

Dikhususkan bacaan inna (dengan kasrah hamzah) bila terdapat ketentuan berikut:

·  Terletak pada permulaan kalam

·  Terletak sesudah ala (ألا) serta dijadikan sebagai istiftahiyah (pembukaan) kalam.

·  Terletak setelah حَيْثُ

·  Terletak sesudah qasam (sumpah)

·  Terletak setelah kata yang mengandung ucapan

·  Terletak lam ibtida pada khabarnya

Adapun dikhususkan bacaan anna (dengan fatah hamzah) bila terdapat ketentuan berikut:

·  Berposisi pada tempat fa’il (anna dan ma’mulnya ditakwilkan mashdar karena menjadi fa’il)

·  Berposisi pada tempat naib fa’il

·  Berposisi pada tempat maf’ul

·  Berposisi pada tempat mubtada

·  Diawali huruf jar

Diperbolehkan keduanya (bacaan inna dan anna) pada keadaan berikut:

·  Terletak setelah fa jawab

·  Terletak setelah idza (إذا) fujaiyah

·  Berposisi sebagai ta’lil

Posisi Lam Ibtida pada Inna

Lam ibtida pada inna terdapat beberapa tempat, yaitu:

1. Khabarnya dengan syarat terletak diakhir dan tidak dinafikan

2. Isimnya dengan syarat terletak setelah khabar

3. Dhamir fashl atau pemisah (seperti هو – هم dan lain-lain) yang terletak di antara mubtada dan khabar.

4. Ma’mul khabar dengan syarat ma’mulnya mendahului khabar

 

 

Sumber: Kawakib al-Durriyah

Posting Komentar