Jadilah orang pertama yang menerima update artikel terbaru dari kami!!!

Penjelasan Terlengkap Isim Ghairu Munsharif

Daftar Isi

Penjelasan Terlengkap Isim Ghairu Munsharif

Dalam kata yang berbentuk isim, terdapat isim yang menerima tanwin dan tidak menerima tanwin. Sebagaimana hal ini telah kita temukan dalam pembahasan tentang tanda-tanda i’rab, yang mana ada beberapa tempat terjadi perbedaan hukum antara isim yang menerima tanwin dan isim yang tidak menerima tanwin.

Baca di sini Mengenal Tanda-Tanda I'rab

Pada kesempatan ini penulis akan menjelaskan secara rinci tentang apa itu isim ghairu munsharif (tidak menerima tanwin dan kasrah) dan apa penyebabnya?

Pengertian Isim Ghairu Munsharif

Isim Ghairu Munsharif adalah kata isim yang terdapat dua illat dari illat-illat yang sembilan atau hanya satu illat yang kedudukannya menempati posisi dua illat.

Adapun illat-illat yang sembilan itu adalah:

1.   Jamak (muntahal jumu’)

2.   Wazan fi’il

3.   Adl

4.   Taknis

5.   Ta’rif (alamiyah)

6.   Tarkib mazji

7.   Zaidah (tambahan) Alif dan nun

8.   Ajam

9.   Sifat

Semua illat-illat ini terhimpun dalam perkataan sya’ir:

إِجْمَعْ وَزِنْ عَادِلًا أَنِّثْ بِمَرِفَةٍ       

رَكِّبْ وَزِدْ عُجْمَةً فَالْوَصْفُ قَدْ كَمُلَا

Jamak

Ketentuan Jamak (muntahal jumu’) sebagai berikut:

·    Jamak dengan bentuk muntahal jumu’, yaitu wazan مَفَاعِلَ atau مَفَاعِيْلَ

·    Berposisi pada tempat dua illat. Yakni, tidak memerlukan illat yang lain dalam mencegah adanya tanwin.

Contohnya seperti مَسَاجِدُ - مَصَابِيْحَ

Wazan Fi’il

Berikut ketentuan wazan fi’il:

·      Menggunakan wazan yang hanya tertentu bagi fi’il.

Seperti شُمِّرَ (menggunakan tasydid pada huruf mim dengan bina maf’ul)

·      Diawali dengan huruf tambahan seperti halnya fi’il. Yakni bersamaan dengan fi’il pada wazaan.

Seperti أَحْمَدُ (dengan tambahan hamzah)

Adl

Adl adalah kata yang berubah dari bentuk asalnya, adakalanya tahqiq (sungguhan) dan adakalnya taqdir (perkiraan).

Contoh perubahan secara tahqiq sebagai berikut:

·    أُحَادُ atau مَوْحَدُ  (asalnya وَاحِدٌ)

·    ثُنَاءُ atau مَثْنَى  (asalnya اِثْنَيْنِ)

·    ثُلَاثُ atau مَثْلَثُ  (asalnya ثَلَاثَةٌ)

·    رُبَاعُ atau مَرْبَعُ  (asalnya أَرْبَعٌ)

Ini merupakan perubahan dari kata asalnya yang berulang-ulang.

Seperti kalimat جَاءَ الْقَوْمَ أُحَادَ 

Asalnya adalah جَاءَ الْقَوْمَ وَاحِدًا وَاحِدًا 

Adapun perubahan secara taqdir seperti nama-nama yang ber-wazan فُعَل

Contohnya عُمَرُ yang merupakan adl dari عَامِرٌ

Taknis

Taknis yang mencegah keberadaan tanwin pada isim terbagi 3, yaitu:

1.   Taknis dengan alif

2.   Taknis dengan ta

3.   Taknis dengan makna

Taknis dengan alif

Taknis dengan alif dapat mencegah tanwin secara mutlak (nakirah, ma’rifah, mufrad, tasniyah, jamak, isim atau sifat), baik itu alif maqshurah maupun alif mamdudah.

Contohnya alif maqshurah seperti ذِكْرَى - مَرْضَى

Contohnya alif mamdudah seperti أَشْيَاءُ - صَحْرَاءُ

Illat ini adalah illat kedua yang berposisi pada tempat dua illat. Yakni, tidak memerlukan illat yang lain dalam mencegah adanya tanwin.

Taknis dengan ta

Taknis dengan ta dapat mencegah tanwin beserta alamiyah, baik itu berupa mudzakkar atau muannas.

Contohnya seperti طَلْحَة - فَاطِمَة

Taknis dengan makna

Adapun taknis dengan makna itu sama seperti taknis dengan ta. Yakni ia dapat mencegah tanwin beserta alamiyah.

Namun taknis dengan makna memiliki beberapa syarat sebagai berikut:

1.   Melebihi dari 3 huruf

2.   Terdiri dari 3 huruf tetapi huruf yang kedua berbaris

3.   Terdiri dari 3 huruf tetapi huruf yang kedua sukun dan berbentuk ajam

4.   Perpindahan dari mudzakkar kepada muannas (seperti seorang perempuan diberi nama dengan nama laki-laki)

Contohnya seperti سُعَادُ - سَقَرَ - جُوْرٌ

Ta’rif

Maksud ta’rif di sini adalah alamiyah. Ia dapat mencegah tanwin beserta wazan fi’il, adl, taknis, tarkib mazji, tambahan alif dan nun atau ajam.

Berikut contohnya:

·     Alamiyah beserta wazan fi’il: أَحْمَدُ

·     Alamiyah beserta adl: عُمَرُ

·     Alamiyah beserta taknis: طَلْحَةُ

·     Alamiyah beserta tarkib mazji: بَعْلَبَكَّ

·     Alamiyah beserta tambahan alin nun: عُثْمَانُ

·     Alamiyah beserta ajam: إِبْرَاهِيْمُ

Tarkib

Maksud tarkib di sini adalah tarkib mazji (dua kata yang disatukan) yang diakhiri dengan selain kata وَيْهٍ

Seperti بَعْلَبَكَّ - حَضْرَمَوْتَ

Tambahan Alif Nun

Tambahan alif nun dapat mencegah tanwin beserta alamiyah atau sifat dengan syarat tidak menerima ta taknis.

Seperti عُثْمَانُ - سَكْرَانَ

Ajam

Ketentuan ajam sebagai berikut:

·    Kata tersebut berasal dari nama ajam

·    Berbentuk alamiyah (sering dipakai nama) dalam bahasa ajam.

·    Melebihi 3 huruf

Sifat

Sifat dapat mencegah tanwin beserta adl, tambahan alif nun atau wazan fi’il. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.

Ketentuan sifat sebagai berikut:

·    Jika pencegahannya beserta tambahan alif nun, harus berwazan فَعْلَانُ dan muannasnya tidak berwazan فَعْلَانَةٌ

·    Bila menyertai wazan fi’il, harus berwazan أَفْعَلُ dan muannasnya tidak memakai ta (ة)

Kesimpulan

Isim yang tidak menerima tanwin terbagi 2, yaitu:

1.  Terdapat satu illat yang menempati posisi dua illat

2.  Terdapat dua illat

Satu illat yang menempati posisi dua illat ada 3, yaitu:

1.   Jamak

2.   Taknis dengan ta maqshurah

3.   Taknis dengan ta mamdudah

Adapun isim yang terdapat dua illat terbagi kepada 2, yaitu:

1.   Alamiyah (ta’rif)

2.   Sifat

Illat yang menyertai alamiyah (ta’rif) ada 6, yaitu:

1.   Wazan fi’il

2.   Adl

3.   Taknis

4.   Tarkib mazji

5.   Tambahan alin nun

6.   Ajam

Sedangkan illat yang menyertai sifat ada 3, yaitu:

1.   Adl

2.   Tambahan alif nun

3.   Wazan fi’il

 


Sumber: Kawakib al-Durriyah


Posting Komentar