Jadilah orang pertama yang menerima update artikel terbaru dari kami!!!

Uraian Lengkap Tentang Hakikat dan Majaz dalam Ilmu Ushul

Daftar Isi

Uraian Lengkap Tentang Hakikat dan Majaz

Sebagaimana yang telah penulis jelaskan sebelumnya pada pembahasan kalam bahwa hakikat dan majaz merupakan salah satu dari pembagian kalam dengan melihat dari sisi pemakaian.

Di sana juga dijelaskan sedikit dari definisi hakikat dan majaz beserta contohnya.

Dan di sini penulis akan menjelaskan secara lengkap dan ringkas tentang hakikat dan majaz dalam ilmu ushul dan juga beberapa pembagiannya.

Pengertian Hakikat

Para ulama berbeda pandangan dalam mendefinisikan hakikat.

Sebagian mendefinisikannya dengan kalimat yang digunakan dengan makna dasar.

Contohnya kata Shalat (صلاة) yang artinya adalah doa kebaikan.

Sebagian yang lain mengatakan bahwa hakikat adalah kalimat yang digunakan dengan makna yang telah diistilahkan oleh suatu kelompok orang walaupun hal itu telah bergeser dari makna dasar.

Contohnya kata Shalat (صلاة).

Para fuqaha mengartikannya dengan beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan bacaan takbir dan diakhiri dengan salam. Padahal secara dasar shalat diartikan dengan doa kebaikan.

Pembagian Hakikat

Berdasarkan definisi yang kedua, hakikat terbagi tiga, yaitu:

1.  Lughawiyyah

2.  Syar’iyyah

3.  Urfiyyah

Lughawiyyah

Hakikat lughawiyyah adalah kata yang diartikan/diletakkan oleh ahli bahasa.

Contohnya kata Shalat (صلاة) yang artinya adalah doa kebaikan.

Syar’iyyah

Hakikat syar’iyyah adalah kata yang diartikan/diletakkan oleh syara’.

Contohnya kata Shalat (صلاة) yang artinya adalah beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan bacaan takbir dan diakhiri dengan salam.

Urfiyyah

Hakikat urfiyyah terbagi 2, yaitu:

1. Urfiyah ammah

2. Urfiyyah khashshah

Urfiyah Ammah

Hakikat urfiyyah ammah adalah peletakan maknanya tidak terbatas pada sebuah kelompok atau daerah.

Contohnya kata Dabbah (دابّة) yang kebanyakan orang mengartikannya dengan “hewan berkaki empat”.

Urfiyyah Khashshah

Hakikat urfiyyah khashshah adalah peletakan maknanya terbatas pada sebuah kelompok atau daerah.

Contohnya kata fa’il (فاعل) yang para ahli nahwu mengartikannya dengan “isim yang dibaca rafa’ dsb.”.

Pengertian Majaz

Perbedaan pendapat dalam mendefinisikan hakikat berdampak juga kepada majaz, yang mana majaz merupakan lawan daripada hakikat.

para ulama berbeda pendangan dalam mendefinikan hakikat.

Sebagian mendefinisikannya dengan kalimat yang tidak digunakan dengan makna dasar karena ada beberapa alasan atau hubungan dengan makna yang kedua.

Contohnya kata Dabbah (دابّة) yang makna dasarnya adalah “binatang yang melata”. Sedangkan makna yang kedua (makna majaz) adalah hewan yang berkaki empat. Adapun hubungan antara keduanya adalah hewan berkaki empat merupakan bagian dari binatang yang melata.

Sebagian yang lain mengatakan bahwa majaz adalah kalimat yang tidak digunakan dengan makna yang telah diistilahkan oleh kelompok orang yang memperbincangkannya.

Contohnya kata Shalat (صلاة) yang digunakan oleh para fuqaha dengan makna “doa kebaikan” karena mereka telah menjadikan istilah dari kata shalat dengan makna “beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan bacaan takbir dan diakhiri dengan salam.”

Pembagian Majaz

Berdasarkan cara pembentukannya, majaz terbagi kepada 4, yaitu:

1.  Nuqshan

2.  Ziyadah

3.  Naql

4.  Isti’arah

Nuqshan

Majaz nuqshan adalah majaz yang terjadi dengan pengurangan kata, yang mana kata yang tersisa mempunyai tanda untuk menunjukkan bentuk kata yang dibuang.

Contohnya:

وَاسْأَلِ الْقَرْيَة

Bentuk asalnya adalah:

وَاسْأَلْ أَهْلَ الْقَرْيَة

Ziyadah

Majaz ziyadah adalah majaz yang terjadi dengan penambahan kata.

Contohnya:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْئٌ

Bentuk asalnya adalah:

لَيْسَ مِثْلَهُ شَيْئٌ

Naql          

Majaz naql adalah majaz yang terjadi dengan pemindahan kata kepada makna lain.

Contohnya kata al-Ghaith (الغائط) yang digunakan dengan makna kotoran yang keluar dari manusia. Sedangkan makna dasarnya adalah tempat rendah yang disediakan untuk membuang hajat.

Isti’arah

Majaz isti’arah adalah majaz yang terjadi dengan sebab keserupaan.

Contohnya:

رَأَيْتُ أَسَدًا فِى الْحَمَّامِ

“Aku melihat singa di hammam (kamar mandi uap)”.

Bentuk asalnya adalah:

رَأَيْتُ رَجُلًا شُحَاعًا فِى الْحَمَّامِ

“Aku melihat laki-laki pemberani di hammam (kamar mandi uap)”.

Hammam adalah tempat yang sangat jauh kemungkinan untuk masuknya singa, sehingga kata “أسد” tidak bisa digunakan dengan makna dasar. Maka kata “أسد” bermakna majaz, yakni bermakna sesuatu yang memiliki keserupaan dengannya dan sesuai dengan maksud dari kalimat tersebut.

Salah satu makna yang cocok adalah “رجل شجاع”, yang memiliki titik kesamaan dengan “أسد” dari sisi keberanian dan juga sesuai dengan maksud kalimat.

Faktor Pemindahan Hakikat kepada Majaz

Pemindahan kata dari hakikat kepada majaz, tentu mempunyai alasan dan beberapa faktor. Di antara faktor tersebut adalah:

·  Makna hakikat sulit diucapkan.

·  Hakikat kurang enak didengar

·  Nilai sastra yang terkandung pada majaz

·  Majaz lebih masyhur daripada hakikat

·  Menyembunyikan hakikat dari orang ketiga

 

 

Sumber:

Lathaif al-Isyarat

Jam’u al-Jawami’

Posting Komentar